Pengalaman Tinggal di Sheffield, UK

15 April 2016, hari pertama saya tiba di UK untuk menempuh studi S3 saya di University of Sheffield. Tentunya sebagai mahasiswa baru yang belum pernah mengunjungi UK, banyak kekhawatiran yang saya miliki. Bagaimana mencari tempat tinggal? Bagaimana mencari makanan halal? Apakah orang-orang di sini ramah? dan lain sebagainya. Namun setelah hampir tiga tahun saya tinggal di Sheffield, saya merasa betah dan sudah menganggap kota ini sebagai rumah ke-sekian saya.

Tidak sulit menemukan komunitas muslim di Sheffield. Banyak imigran dari berbagai negara muslim seperti Pakistan, negara-negara arab, Somalia, Malaysia, dan sebagainya. Mereka sudah lama tinggal dan bekerja di Inggris dan sudah memiliki British Paspor. Namun, mereka tetap menjaga tradis, budaya, terutama agama mereka, yaitu Islam. Di Sheffield terdapat lebih dari 37 masjid yang tersebar di penjuru kota. Setiap masjid memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan corak Islam di negara asal masing-masing pengurusnya. Selain itu, jika ingin pergi untuk menunaikan ibadah haji, tidak perlu antre bertahun-tahun seperti di Indonesia. (simak juga: https://auzaniofficial.wordpress.com/2017/10/19/catatan-perjalanan-haji-dari-inggris/)

Selain masjid, toko halal pun tak sulit untuk ditemui. Meskipun daging halal juga bisa ditemui di supermarket terdekat dengan label merk tertentu, saya lebih memilih untuk belanja daging halal di butcher halal terdekat karena harganya yang jauh lebih murah. Selain itu, stok dagingnya selalu segar dan didatangkan setiap pagi. Bagi yang ingin berhemat, belanja dan masak sendiri adalah salah satu strategi untuk menekan pengeluaran. Jika kangen dengan masakan indonesia, banyak resep-resep masakan yang tersedia di internet untuk dijadikan referensi dan bahan-bahan masakan pun juga tersedia di toko oriental dan pasar lokal.

Sebelum menikah, jika saya malas memasak, saya sering mendapatkan takjil yang dibagikan di masjid dekat tempat tinggal saya. Terutama di bulan ramadan, masjid-masjid rutin membagikan sajian untuk berbuka puasa dan untuk sahur. Selain itu terdapat banyak restauran-restauran yang menyajikan menu-menu halal seperti nasi mandi, kebab, dan menu masakan Pakistan dengan harga yang cukup terjangkau. Satu-satunya komunitas muslim Indonesia di Sheffield adalah KIBAR Sheffield, yaitu komunitas yang berisikan mahasiswa, pekerja, dan keluarga yang berasal dari Indonesia. Kegiatan utama dari KIBAR ini adalah pengajian bulanan yang mana selain menjadi ajang untuk berbagi ilmu juga menjadi tempat untuk saling berbagi masakan Indonesia.

Jika dibandingkan dengan kota-kota lain, biaya hidup di Sheffield cukup terjangkau. Jika ingin mencari penghasilan tambahan, kerja part-time juga bisa dilakukan untuk menambah pemasukan. Pilihan hiburan juga bervariasi mulai dari nonton bol, wisata alam, travel ke kota-kota lain juga cukup terjangkau karena posisi Sheffield yang berada di tengah pulau Britania.

Memilih tinggal dimanapun, jika kita bisa survive dan bisa menikmati hidup kita, tentu kita akan mudah untuk mencintai kota tersebut. Sebagai penutup, berikut beberapa hal yang menurut saya bisa dijadikan modal untuk survive di perantauan:

  1. Selain bahasa setempat, bahasa arab sangatlah penting jika kita ingin terlibat di komunitas muslim yang mayoritas berbahaa arab. Dengan berbahasa arab, kita akan menjadi lebih akrab dengan “brother-brother” yang akan dengan ringan tangan membantu kita dari hal kecil seperti tumpangan mobil untuk ke masjid hingga urusan akomodasi.
  2. Terus melatih skill memasak agar bisa membuat masakan indonesia sewaktu-waktu kita rindu dengan masakan nusantara.
  3. Tidak malas untuk mencari kerja/part-time untuk menambah pemasukan.

IMG_7965